Sharing

Peran Kakek-Nenek dalam Mendampingi Cucu Autistik

Penulis: Yesi Riana | Kamis, 30 September 2021

Para calon kakek dan nenek umumnya sangat mengharapkan momen-momen ketika mereka menimang cucu. Beberapa bahkan telah merencanakan apa saja kegiatan yang akan dilakukan bersama sang cucu tersayang kelak. Misalnya aktivitas bermain bersama, pergi memancing ikan, berbelanja, dan lain sebagainya.

Semua harapan tersebut dapat berubah seketika saat cucu yang dinantikan didiagnosa menyandang autisme. Lalu, apa yang seharusnya dilakukan kakek-nenek yang memiliki cucu penyandang autisme?

Kabanyakan orang tidak tahu mengenai autisme hingga salah satu anggota keluarga memperoleh diagnosa tersebut. Merupakan hal yang wajar untuk berkata: “Saya tidak tahu apa-apa, tapi apa kira-kira yang bisa saya bantu?“. Hal ini adalah hal terbaik yang bisa dilakukan kakek atau nenek. Apa yang dibutuhkan oleh satu keluarga bisa jadi berbeda dengan apa yang dibutuhkan keluarga lain. Dalam tahap awal diagnosis, kebanyakan orang bahkan tak tahu apa yang mereka butuhkan, maupun bantuan seperti apa yang dibutuhkan dari orang lain. Hal yang tepat untuk dilakukan adalah mendampingi keluarga, memberikan dukungan, mendengarkan, dan menunjukkan kepedulian. Ini akan sangat berarti bagi keluarga dengan anak penyandang autisme.

Para orang tua yang ditanya tentang bantuan apa yang paling berarti dari keluarga besar mereka,   membagikan pengalaman mereka sebagai berikut:

“Ibu saya pindah ke rumah kami untuk membantu mengurus anak-anak kami, baik yang autistik maupun non-autistik. Ibu saya mengikuti setiap kegiatan terapi di tahap awal dan menjadi terapis nomor satu kami.“

“Beberapa bulan setelah anak kembar saya didiagnosa autisme, saya bertemu dengan mertua saya di supermarket. Saat itu anak-anak sedang berteriak-teriak heboh, dan saya berusaha segera memasukkan belanjaan agar dapat cepat pulang. Sejak saat itu, mertua saya datang ke rumah sekali seminggu dan membantu mengurus setiap hal yang kami perlukan, termasuk membantu kami berbelanja. Saya sangat bersyukur.“

“Orang tua saya pindah ke rumah di ujung jalan agar lebih dekat dengan saya dan dapat membantu saya setiap hari. Mereka membantu mengurus anak-anak saya. Ayah saya membantu memperbaiki setiap kerusakan di rumah tanpa diminta. Jika beliau melihat kami butuh bantuan, ayah akan segera membantu. Ibu saja juga demikian, jika beliau melihat ada cucian menumpuk, maka Ibu akan mencucinya dan tidak hanya berkomentar. Bagi saya, mereka adalah berkat dalam hidup saya.“

Tidak semua kakek-nenek memiliki waktu lebih untuk membantu anak-anak dan cucu-cucu mereka. Namun, hal yang terpenting adalah menjadi penyemangat bagi anak-anak mereka. Kakek-nenek juga perlu belajar makanan apa yang tidak dapat dikonsumsi oleh cucu yang menyandang autisme. Belajar untuk mendengar dan mengasihi, lalu juga senantiasa memberikan harapan. Setiap orang tua sudah memiliki terlalu banyak ketakutan, jadi, alangkah baiknya untuk memberikan kata-kata pengharapan yang positif kepada mereka.

Kakek-nenek juga perlu ingat, bahwa perilaku cucu autistik tidaklah untuk diambil hati. Akan sangat membantu juga jika kakek-nenek mendapatkan pelatihan terapi autis atau dapat menemani saat terapi.

Dalam keputusan pun, sebaiknya tetap memberikan hal untuk membuat keputusan kepada orang tua. Rayakan juga setiap keberhasilan, meski untuk hal yang kecil sekalipun. Meski mungkin butuh waktu yang lebih lama dalam mengajari cucu suatu hal, namun ketika mereka menguasainya, pencapaian tersebut merupakan hal yang luarbiasa. Bersabarlah dalam segala sesuatu, dalam mendampingi penyandang autisme kadang kita mengalami satu langkah maju dan dua langkah mundur. Tidak apa-apa. Setiap perbaikan dan kemajuan juga tidak terjadi dalam semalam.

Dalam keluarga yang memiliki penyandang autisme, kakak atau adik juga membutuhkan perhatian. Kakek-nenek bisa bergantian mengurus saudara yang satunya agar orang tua dapat fokus mengurus anak autistik. Seringkali keluarga membutuhkan bantuan dana untuk terapi dan layanan kesehatan lainnya. Bantuan finansial mungkin dibutuhkan bagi beberapa keluarga.

Setiap kakek-nenek memiliki banyak peranan dalam membesarkan cucu-cucu mereka. Dan tiap orang memiliki peranan masing-masing. Dalam setiap hal, yang termudah adalah menanyakan apa ada yang bisa kita lakukan oleh untuk setiap keluarga.

 

Sumber : https://tacanow.org/about-autism/grandparents-on-the-autism-journey/

 

 

Penulis: Yesi Riana | Marketing di Community Music Center, Jakarta

Ads on us
Pengenalan Autisme
Kritik & Saran
Iklan Tes Deteksi