Bagi orangtua yang memiliki anak autistik beranjak remaja, pentingnya independent living skills, atau kemampuan untuk hidup mandiri, merupakan hal yang tak bisa ditawar. Kemampuan untuk hidup mandiri merupakan seperangkat keterampilan yang mesti dikuasai anak agar mereka kelak dapat hidup mandiri ketika dewasa. Orangtua tentunya tidak akan dapat selamanya mendampingi sang buah hati. Karena itu, persiapan agar si remaja bisa hidup mandiri merupakan bekal yang sangat penting. Lantas, apa saja jenis kemampuan yang mesti dikuasai? Dan bagaimana cara mengajarkannya? Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun keterampilan kemandirian pada remaja autistik:
Jenis kemandirian yang penting dipelajari
Dengan beragam kondisi yang berbeda pada individu autistik, tiap orang akan membutuhkan pelatihan untuk fokus pada area yang berbeda. Namun secara umum, ada beberapa kemampuan yang penting untuk dipelajari:
-
Kemandirian hidup sehari-hari atau life skills. Kemampuan ini meliputi penguasaan kemandirian untuk aktivitas sehari-hari seperti mandi dan membersihkan diri, menggosok gigi, makan, berpakaian, mencuci dan lain sebagainya.
-
Keterampilan fungsional atau functional skills. Kemampuan untuk menjalankan fungsi dalam situasi tertentu, misalnya dalam ruangan kelas, menggunakan transportasi publik, berbelanja di toko atau supermarket, makan di restoran, dan lain sebagainya.
-
Keterampilan rekreasional atau leisure/recreational skills. Kemampuan untuk mengisi waktu luang atau bersantai dan bisa sangat beragam. Misalnya, berolahraga, menikmati film di bioskop, membaca buku di perpustakaan, dan lain sebagainya.
-
Keterampilan bekerja/vokasional atau employment/vocational skills. Kemampuan untuk berperilaku di tempat kerja, mulai dari menyiapkan diri untuk berangkat kerja tepat waktu, berinteraksi dengan rekan kerja, dan lain sebagainya.
-
Keterampilan sosial/interpersonal atau social/interpersonal skills. Kemampuan sosial untuk berinteraksi dengan orang lain, mulai dari menyapa, menjalin hubungan pertemanan, berinteraksi dengan guru/ pelatih, dan lain sebagainya.
-
Keterampilan teknologi atau technological skills. Kemampuan untuk menggunakan teknologi seperti telepon seluler dan komputer, menggunakan ATM, mencari informasi di internet, melakukan pembayaran online dan lain sebagainya.
Bagaimana mengajarkannya?
Saat anak mulai memasuki usia remaja (14 atau 15 tahun), orangtua dapat mulai melakukan evaluasi untuk melihat potensi dan kelemahan anak. Evaluasi perlu dilakukan agar Ayah dan Bunda dapat membuat program pengajaran yang sesuai dengan prioritas anak. Beberapa contoh evaluasi kemampuan dasar dapat dilihat di sini: https://functionallivingskills.com/functional-living-tools/basic-living-skills/
Kemampuan kemandirian perlu diajarkan secara step by step, atau langkah demi langkah. Ayah dan Bunda dapat menggunakan bantuan guru atau terapis untuk mengajarkan keterampilan ini. Namun jangan lupa untuk mempelajari dan melanjutkan apa yang mereka ajarkan, sehingga dapat diteruskan di rumah.
Pengulangan merupakan hal yang sangat penting untuk mengajarkan sesuatu pada anak autis. Anda dapat memecah tugas menjadi beberapa langkah terpisah. Metode pengajaran seperti ABA (Applied Behavior Analysis) atau DTT (Discrete Trial Training) yang memecah tugas menjadi beberapa langkah terpisah dengan menggunakan reward mungkin dapat menjadi alternatif cara untuk mengajarkan keterampilan pada anak.
Sebagian anak dapat belajar lebih baik dengan menggunakan visual serta tulisan di bawahnya. Karena itu, Anda dapat memanfaatkan foto-foto atau PECS (Picture Exchange Communication System) untuk alat bantu mengajarkan keterampilan pada anak. Beragam sumber dari Pinterest dan situs komunitas autisme seperti www.autismspeaks.org, dan http://trainland.tripod.com/pecs.htm menyediakan gambar-gambar PECS yang dapat diunduh dan dicetak.
“Kemampuan kemandirian perlu diajarkan secara step by step, atau langkah demi langkah, dengan pengulangan.”
Sumber:
“Independent Living Skills for Autism” https://www.verywellhealth.com/independent-living-skills-autism-260496
“Keterampilan Hidup”, Buletin LRD 96, Agustus 2017.
Penulis: Hersinta | Orangtua dari penyandang autistik, dosen komunikasi di LSPR Jakarta dan kandidat PhD kajian media dan disabilitas di Curtin University