Menurut penelitian yang dimuat di jurnal Pediatric Dentistry, diperkirakan setengah dari orang tua yang memiliki anak-anak autistik, menggambarkan kesehatan gigi anak mereka dalam kondisi “cukup” atau “buruk”. Tidak mengejutkan, karena bagi anak autistik, kunjungan ke dokter gigi bukan hal yang mudah. Beragam hal seperti masalah sensori, seperti bau-bauan yang ‘asing’, suara keras dari peralatan yang dipakai, penggunaan alat tajam, kehadiran dokter dan perawat yang dianggap sebagai ‘orang asing’ serta keseluruhan proses yang tidak dapat diprediksi — tidak tahu apa yang akan terjadi dan kapan akan berakhir — merupakan beberapa hal yang membuat kunjungan ke dokter gigi menjadi skenario yang sulit dipahami anak autis.
Memeriksakan gigi secara teratur ke dokter gigi merupakan hal penting yang harus dilakukan. Namun, bagi para orang tua dan pendamping anak autistik yang membutuhkan beberapa tips untuk memelihara kesehatan gigi anak, beberapa tips berikut dapat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari.
Mengenalkan Kosakata
Sebagian besar anak-anak autistik memerlukan pengulangan untuk belajar kosakata. Kosakata yang berhubungan dengan gigi dapat menjadi alat bantu untuk mengenalkan anak dengan kegiatan merawat gigi di rumah serta mengunjungi dokter gigi.
Ajari si kecil dengan nama-nama benda (misalnya, sikat gigi, pasta gigi atau odol, gelas, air, wastafel, handuk) serta bagian-bagian tubuh yang berhubungan dengan kesehatan gigi (misalnya, gigi, lidah, mulut). Ayah dan Bunda dapat mengulang kata-kata ini sesering mungkin. Misalnya, dengan membacakan buku seputar cerita kesehatan gigi dan menggosok gigi, memasang gambar-gambar atau foto tentang langkah-langkah menggosok gigi di kamar mandi, serta mencari film kartun, lagu atau video klip pendek menarik yang menggambarkan proses menyikat gigi.
Menerapkan Diet
Sebagian anak autis mungkin menjalani diet tertentu atau memiliki kesukaan atau ketidaksukaan terhadap jenis makanan/minuman yang spesifik. Jika hal ini terjadi pada anak Anda, pilihlah cara terbaik untuk menjalani diet yang dapat mengurangi resiko gigi berlubang. Misalnya, membatasi minuman atau makanan yang mengandung gula tinggi atau bertekstur lengket, serta makanan yang mengandung asam tinggi (karena berisiko merusak lapisan gigi).
Kebiasaan minum susu atau jus dari botol dengan dot atau sedotan sebelum tidur juga dapat menyebabkan cairan berkumpul di mulut dan ‘merendam’ gigi anak. Karena itu, disarankan untuk meminumkan air putih setelahnya untuk ‘membasuh’ sisa cairan manis atau pekat di dalam mulut.
Jika anak menjalani diet yang berisiko pada kesehatan gigi, orang tua disarankan untuk menyikat gigi si kecil sebelum tidur, untuk membersihkan plak dan bakteri. Konsultasikan ke dokter gigi untuk menggunakan pasta gigi atau obat kumur tertentu jika diperlukan.
Menjalani Rutinitas
Rutinitas dapat membantu anak untuk melakukan aktivitas secara konsisten dengan baik. Misalnya, setengah jam sebelum tidur, anak dibiasakan untuk mandi, berganti pakaian, menggosok gigi dan membaca dongeng sebelum tidur. Orang tua dapat membuat jadwal visual untuk diikuti, contohnya dapat diunduh di tautan ini: https://www.twinkl.com.au/resource/t-c-129-visual-timetable-getting-ready-for-bed---boys
Tentukan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menggosok gigi. Anda dapat menggunakan alarm, lagu atau sikat gigi bertenaga baterai (sikat gigi akan berhenti bergetar setelah dua menit) sebagai penanda waktu. Untuk individu autistik remaja atau dewasa, menggunakan gambar atau diagram mulut dapat membantu menjelaskan posisi dan area gigi serta lidah yang harus dibersihkan.
Tips Tambahan
Beberapa tips tambahan ini dapat diterapkan untuk membantu memaksimalkan kebiasaan menyikat gigi:
- Mulailah dengan menggunakan sikat gigi tanpa odol atau pasta gigi, terutama jika si kecil cenderung senang menelan pasta gigi. Penggunaan sikat gigi berbulu lembut sangat dianjurkan.
- Anda mungkin harus mencari beberapa pilihan pasta gigi sebelum menemukan yang ‘pas’ dengan selera anak.
- Pertimbangkan untuk mengenalkan pasta gigi di tahap akhir, mungkin sebagai reward, terutama jika anak secara konsisten mencoba untuk memakan pasta gigi. Sebagian anak akan melalui fase di mana mereka mengunyah sikat gigi dan menolak untuk disikat. Mengenalkan sikat gigi tanpa pasta/odol dapat membantu Anda menentukan apakah anak perlu belajar menahan mulutnya agar terbuka untuk disikat. Bisakah dia mengikuti arahan untuk membuka mulutnya?
- Coba lokasi yang berbeda untuk menyikat gigi (seperti di wastafel dapur), dan minta anak membantu untuk mengambil sikat gigi dari kamar mandi dan mengembalikannya.
- Bergantian menyikat gigi satu sama lain antara anak dan orang tua untuk mengenalkan kebiasaan (Misalnya, anak menyikat gigi Bunda, dan sebaliknya).
“Tentukan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menggosok gigi. Alarm, lagu atau sikat gigi bertenaga baterai dapat digunakan sebagai penanda waktu.”
Sumber:
https://www.asha.org/About/news/Press-Releases/2015/Autism-Awareness-Month-Dental-Care-Tips/
https://richmondpediatricdentistry.com/dental-care-tips-kids-autism/
Penulis: Hersinta | Orangtua dari penyandang autistik, dosen komunikasi di LSPR Jakarta dan kandidat PhD kajian media dan disabilitas di Curtin University