Menjadi orang tua dari anak yang memiliki kondisi berkebutuhan khusus seperti autisme, tentu bukan hal mudah. Mereka membutuhkan penanganan yang beragam serta waktu yang relatif panjang, mengingat banyak hambatan yang dimiliki oleh anak-anak ini. Untuk dapat memberikan penanganan terbaik dan sesuai dengan kondisi individu anak, orang tua butuh mempersiapkan tenaga, pikiran serta biaya yang cukup besar.
Berikut adalah beberapa tips yang dapat dipertimbangkan untuk Ayah dan Bunda dalam menempuh ‘perjalanan’ dalam mendampingi anak-anak istimewa ini.
Membuat rencana penanganan
Setelah memperoleh diagnosa dari dokter maupun psikolog mengenai kondisi si kecil, Ayah dan Bunda dihadapkan pada beragam opsi untuk program penanganannya. Mungkin akan muncul kebingungan, yang mana harus diprioritaskan untuk dilakukan terlebih dulu? Apakah terapi perilaku, wicara, sensori integrasi atau diet makanan? Belum lagi jika Ayah dan Bunda mendapat rekomendasi yang berbeda-beda dari sesama orang tua, guru, atau dokter.
Yang perlu diingat, ketika membuat rencana penanganan untuk anak, bahwa setiap anak atau individu dengan spektrum autistik memiliki kondisi yang unik dan beragam. Karena itu, satu treatment atau penanganan yang berhasil pada satu anak, belum tentu akan memiliki keberhasilan serupa. Setiap orang dengan spektrum autisme adalah individu yang unik, dengan kekuatan dan kelemahan yang berbeda-beda.
Menurut National Institute of Mental Health, dalam membuat rencana penanganan yang baik, hal-hal berikut perlu diperhatikan:
- Mempertimbangkan minat anak
- Memiliki jadwal yang teratur dan dapat diprediksi
- Dalam mengajarkan sesuatu pada anak, Anda dapat memecahnya menjadi beberapa langkah sederhana
- Aktif melibatkan perhatian anak dalam kegiatan yang terstruktur
- Berikan reward atau imbalan untuk memotivasi perilaku
- Keterlibatan orang tua merupakan hal utama.
Sebagai orang tua, Ayah dan Bunda merupakan orang terdekat yang paling dapat memahami kebutuhan si kecil. Karena itu, beberapa pertanyaan berikut mungkin dapat membantu untuk membuat formula yang tepat dalam rencana penanganan anak:
- Apa kekuatan atau kelebihan dari anak? - serta kekurangan yang dimilikinya?
- Perilaku apa yang paling banyak menyebabkan masalah? – dan kemampuan penting apa yang kurang dikuasai anak?
- Bagaimana cara anak belajar? – apakah si kecil lebih senang belajar dengan visual (melihat), auditori (mendengar), atau taktil (melakukan)?
- Apa yang disukai anak? - dan bagaimana supaya kegiatan yang disukainya dapat digunakan sebagai treatment dan memotivasinya untuk belajar?
Jangan lupa, bahwa keterlibatan orang tua sangat penting untuk keberhasilan program. Akhirnya, ingatlah bahwa tidak peduli apa rencana perawatan yang dipilih, keterlibatan Anda sangat penting untuk kesuksesan penanganan anak. Ayah dan Bunda dapat memaksimalkan penanganan si kecil dengan bekerja sama bersama terapis dan guru, serta melanjutkan program terapi di rumah.
Cari bantuan dan dukungan yang tepat
Mendampingi anak autistik bukan hal yang mudah, karena membutuhkan energi dan waktu yang cukup besar. Ada kalanya orang tua akan merasa kewalahan, stres, atau bahkan putus asa. Menjadi orang tua memang tidak pernah mudah, terlebih membesarkan anak dengan kebutuhan khusus. Untuk mendampingi si kecil dengan baik, penting bagi Ayah dan Bunda untuk menjaga kesehatan (fisik dan mental) diri sendiri.
Hindari untuk melakukan semuanya sendirian. Penting bagi orang tua untuk berbagi cerita serta dukungan dari sesama orang tua dan anggota keluarga lainnya. Anda juga dapat meminta bantuan dari tenaga ahli terapis atau pengasuh berpengalaman untuk mendampingi anak. Beberapa saran berikut bisa dipertimbangkan:
- Bergabung dengan parents support group. Ayah dan Bunda bisa memperoleh saran, berbagi cerita serta memperoleh dukungan emosional dari sesama orang tua yang memiliki tantangan serupa. Berbagi pengalaman serta cerita dapat membantu mengurangi rasa ‘keterasingan’ yang dirasakan banyak orang tua setelah menerima diagnosis anak.
- Bantuan asisten atau pengasuh. Ayah dan Bunda perlu istirahat dan rehat sejenak dari pengasuhan dan pendampingan anak. Dengan adanya bantuan dari asisten atau pengasuh yang berpengalaman, Anda dapat beristirahat sejenak serta bergantian dalam melakukan pendampingan terhadap si kecil.
- Konsultasi pribadi, pernikahan, atau keluarga. Jika Ayah atau Bunda mengalami kecemasan dan stres yang berlebihan dalam menghadapi kehidupan dengan anak atau keluarga, Anda mungkin membutuhkan konsultasi atau terapi dengan ahli di bidangnya. Melibatkan pihak luar seperti psikolog merupakan salah satu jalan yang baik, di mana Anda dapat berbicara dengan jujur dan mengeluarkan hal-hal yang selama ini ‘mengganjal’ — hal-hal baik dan buruk yang dirasakan. Terapi perkawinan atau keluarga juga dapat membantu Anda menyelesaikan masalah jika tantangan dalam mendampingi anak autistik menyebabkan gangguan dalam hubungan dengan suami/istri atau anggota keluarga lainnya.
“Hindari untuk melakukan semuanya sendirian. Penting bagi orang tua untuk berbagi cerita serta dukungan dari sesama orang tua dan anggota keluarga lainnya.”
Sumber:
Penulis: Hersinta | Orangtua dari penyandang autistik, dosen komunikasi di LSPR Jakarta dan kandidat PhD kajian media dan disabilitas di Curtin University