Medis

Diagnosa Autistik pada Individu Dewasa

Penulis: Gisela Gita, S.Psi. | Selasa, 08 Desember 2020

Gejala autistik pada umumnya muncul dan mulai dikenali pada masa kanak-kanak. Lantas, apakah gejala autistik bisa muncul ketika individu telah berusia dewasa? Gejala autistik akan muncul ketika individu berada di usia kanak-kanak, biasanya ketika anak berusia minimal 3 tahun. Jadi jika ada pertanyaan apakah individu bisa secara tiba-tiba mengalami gangguan autis di usia yang telah mencapai dewasa? Jawabannya adalah tidak. Gangguan ASD (Autistic Spectrum Disorder) tidak dapat muncul  dengan sendirinya di saat seseorang telah melewati masa pertumbuhannya. Gejala autistik pada dasarnya sudah muncul pada masa pertumbuhan individu, tetapi dapat tersamarkan karena gejalanya yang tidak selalu muncul sepenuhnya.

Pada masa pubertas remaja, pola perilaku dan emosi remaja yang cenderung naik-turun juga dapat menyamarkan gejala autistik yang dimiliki individu. Di sisi lainnya, remaja autistik tersebut dapat merasakan adanya sesuatu yang tidak sesuai dengan dirinya (gejala autistik) yang menyebabkan mereka dapat mengalami gangguan kecemasan, bahkan depresi. Ketika telah berusia dewasa, individu autistik yang mampu bekerja dan hidup mandiri pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata. Hal ini memungkinkan bagi individu yang merasa dirinya terdiagnosa ASD namun tetap berfungsi dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana mestinya.

Memastikan gejala autistik pada orang dewasa lebih sulit dibandingkan dengan anak-anak. Karena, pola tingkah laku mereka yang sudah terbentuk dari pengalaman hidupnya. Hingga saat ini, tidak ada standar kriteria bagi individu dewasa yang terdiagnosa ASD, namun para peneliti  berusaha menemukannya melalui observasi dan interaksi secara langsung dengan individu autistik.

Berikut ini merupakan beberapa tanda gejala ASD pada individu autistik yang berusia dewasa berdasarkan dari hasil para peneliti tersebut. Perlu diketahui bahwa jika seseorang mengalami gejala-gejala yang disebutkan, belum tentu sepenuhnya ia terdiagnosa ASD, karena itu perlu dikonsultasikan kepada dokter dan psikolog.

  • Tantangan dalam berkomunikasi

    • Memiliki kesulitan memahami bahasa sosial secara verbal maupun non-verbal
    • Memiliki kesulitan berpartisipasi dalam sebuah percakapan kelompok
    • Kurang mampu mengidentifikasi bahasa tubuh dan emosi orang di sekitar
    • Menggunakan bahasa yang kaku, monoton, dan seperti “robot”, yang tidak mencerminkan emosi
    • Tidak suka melakukan kontak mata dengan lawan bicara
    • Berbicara dengan pola bicara dan nada suara yang sama meskipun di rumah, kantor, atau dimana pun
    • Berbicara berlebihan mengenai satu atau dua topik yang sangat disukai
    • Sulit membangun dan mempertahankan hubungan dengan sahabat atau teman dekat
    • Dan lain sebagainya
  • Tantangan emosi dan perilaku

    • Kesulitan mengatur emosi  dan respon terhadap emosi tersebut
    • Mengganti kebiasaan dan rutinitas merupakan hal yang membuat stres dan melelahkan
    • Ketika ekspetasi terhadap suatu hal tidak  tercapai, individu tersebut merespon dengan emosi yang tidak sesuai
    • Mudah marah atau kesal ketika sesuatu dipindahkan atau diatur ulang
    • Memiliki rutinitas yang kaku dan pola keseharian yang harus teratur, tidak peduli jika kondisi atau lingkungannya berubah
    • Memiliki perilaku berulang
    • Dapat mengeluarkan suara secara tiba-tiba di tempat yang membutuhkan ketenangan
    • Dan lain sebagainya
  • Tanda-tanda lainnya

    • Memiliki perhatian dan pengetahuan yang sangat besar ketika tertarik dengan sesuatu (misalnya serial buku, sejarah, film, hobi, dan lain-lain)
    • Sangat pintar di bidang tertentu, namun lemah di bidang lainnya
    • Memiliki hipersensitifitas atau sensifitas yang tidak wajar yang diperoleh dari indra (misalnya rasa sakit yang tidak wajar, padahal kenyataannya tidak sesakit itu, sensitifitas terhadap cahaya, bunyi, bau, dan lain-lain)
    • Kesulitan mengkoordinasikan gerakan motorik tubuh dan seringkali ceroboh
    • Memilih bekerja sendirian daripada bekerja dengan orang lain
    • Dan lain sebagainya.
       

Kriteria di atas merupakan gambaran besar dari individu dewasa yang terdiagnosa ASD. Namun perlu ditinjau kembali masa hidupnya dimulai dari masa kanak-kanak untuk memastikan dirinya terdiagnosa ASD atau  tidak. Jika diperhatikan, sebetulnya gejala-gejala tersebut tidak jauh berbeda dengan gejala ASD pada anak-anak. Hanya saja, yang membedakan adalah situasi dan konteks hidup individu di tahap usia yang berbeda.

Dari hal ini kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa mental awareness sangat dibutuhkan sejak kanak-kanak. Jika awareness terhadap ASD lebih ditingkatkan, tidak menutup kemungkinan akan lebih banyak detail kriteria diagnosa dapat diperoleh, serta sumber dan penanganan terhadap individu autistik akan lebih baik.

 

Sumber :

Artikel online (www.healthline.com) (2018) : What to Do If You Think You Might Be on the Autism Spectrum as an Adult. (Summary dari beberapa artikel ilmiah mengenai ASD)

Artikel online (www.hellosehat.com) (2017)  : Bisakah Autisme Muncul Saat Usia Dewasa? Apa Saja Gejalanya? (Telah dikaji oleh dokter ahli Uni)

Penulis: Gisela Gita, S.Psi. | Mahasiswa Sarjana Psikologi Peminatan Klinis, Universitas Atma Jaya, Jakarta

Iklan Tes Deteksi
Pengenalan Autisme
Kritik & Saran
Ads on us