Sharing

Dear Me, Refleksi Diri dalam Sepotong Surat

Penulis: Yesi Riana | Thursday, 29 July 2021

James Sinclair adalah seorang penulis blog bertajuk “Autistic and Unapologetic”. Ia adalah seorang penyandang autistik. Dalam salah satu tulisannya, James menulis sebuah “surat” yang ditujukan kepada sosok imajiner, yaitu dirinya sendiri saat masih kecil.

Melalui tulisan ini, James menceritakan pengalaman hidupnya. James mengawali kisah dengan pengalamannya saat ia akan mulai masuk Sekolah Dasar. Ia mengenang, bagaimana dulu lebih suka tidak berpakaian dan harus dipaksa untuk mengenakan baju. Ia mengingat bagaimana dulu selalu ingin berdiri di atas meja dan melompat dari satu meja ke meja lainnya. James juga menendang setiap orang yang mencoba menghentikannya. Di luar sekolah, James lebih suka menyendiri dan bermain Lego atau Gamebox hingga tertidur. James ingat dulu ia hanya ingin makan daging asap (bacon).

James juga bercerita bahwa saat ia mulai sekolah, ada banyak orang yang melabelinya sebagai “masalah”. James menganggap hal itu terjadi bukan karena ia anak yang nakal, tetapi karena ia sedih. Segala hal yang ada di sekitarnya tidak bisa ia pahami dan segala sesuatu yang ingin ia kerjakan selalu dianggap tidak baik bagi orang lain, meski hal tersebut bagi James sangat normal.

Kehidupan saat itu menjadi lebih sulit. Saat akan masuk Sekolah Menengah Pertama, rumah yang selama ini ia huni bersama keluarganya, harus dijual dan mereka akan pindah ke rumah yang baru. James sempat tidak mau makan dan berat badannya turun drastis. Ia harus menjalani terapi.

Tetapi semakin ia dewasa, James semakin bisa mengerti beberapa hal. Ia pun mulai memiliki teman yang memahami kondisinya. Meski masih sulit memahami isyarat-isyarat dalam berinteraksi, tetapi ia melihat semua itu menjadi sesuatu yang wajar dan merupakan bagian dari dirinya.

Meski James pernah mengalami stress karena pindah rumah, namun ia memutuskan untuk mengikuti program pertukaran pelajar selama beberapa bulan ke Jerman. Ternyata, ia menyukai hal tersebut. Di sana ia memiliki beberapa teman baru.

James memberikan pesan kepada dirinya, bahwa ada sesuatu hal yang membuat kehidupannya jadi lebih baik. Hal tersebut adalah keluarga dan teman-teman yang sangat menyayanginya. Mereka adalah orang-orang yang tidak melabelinya sebagai anak nakal, tetapi justru meluangkan banyak waktu untuk membawa James ke setiap pertemuan, mendengarkan setiap ocehannya, dan melakukan semua hal untuk membuatnya bahagia.

Secara khusus James bercerita tentang Ibunya. Menurut James, Ibunya adalah orang yang menjaga kehidupannya dan terus berjuang bagi James, bahkan di saat orang lain telah menyerah dalam memperjuangkan dirinya. James menyebut betapa Ibunya kurang tidur selama ini karena setiap jam 4 pagi, James akan membangunkan Ibunya untuk menonton video film Thomas The Tank Engine.

James juga berpesan agar ia juga selalu bersikap baik kepada kakak perempuannya, Lizzie, karena kakaknya sering terjebak dalam kondisi sulit yang dialami James. Kakaknya sering melakukan banyak hal bagi James, seperti berjualan kue untuk kegiatan amal autisme dan berbicara soal kesadaran autisme di sekolahnya. James dulu masih suka menggoda kakaknya dengan memasukkan sikat gigi ke kamar kakaknya di malam hari, meski ia tahu kakaknya memiliki fobia terhadap sikat gigi.

Ada beberapa saran yang ingin disampaikan James lewat tulisannya pada sosok kanak-kanaknya, yaitu:

  • Pertama, jangan takut mengatakan kepada setiap orang bahwa ia penyandang autis. Ada saat-saat di mana ia merasa autisme merupakan penghambat dalam hidupnya dan ia harus menyembunyikan ini dari setiap orang. Menurutnya, ini adalah hal yang salah dan tidak perlu.
  • Kedua, jangan takut untuk meminta pertolongan. Ia mengingat betapa di awal mula sekolah dan memasuki universitas, ia selalu menolak meminta pertolongan karena merasa bahwa itu adalah sebuah kelemahan. James menyesal dulu ia pernah merasa demikian.
  • Ketiga, jangan pernah membiarkan adik perempuan kita untuk mendonasikan koleksi boneka Beanie Baby milik mereka (terutama koleksi yang masuk dalam kategori special edition), karena siapa tahu, boneka-boneka tersebut akan berharga mahal 20 tahun kemudian!

Sumber: https://autisticandunapologetic.com/2018/09/08/to-the-boy-who-is-yet-to-embrace-autism/

Penulis: Yesi Riana | Marketing di Community Music Center, Jakarta

Ads on us
Pengenalan Autisme
Kritik & Saran
Kerjasama dengan TA