Dane Waites adalah seorang atlet lari penyandang autisme. Pada tahun 2003, Ia meraih medali perunggu untuk Australia di Specials Olympics World Games 2003, sebuah perhelatan untuk atlet-atlet dengan disabilitas intelektual. Sejak saat itu, ia bermimpi suatu hari akan bisa berlari mengelilingi Australia.
Lari untuk penggalangan dana
Dane sudah menyukai lari sejak ia masih kecil. Baginya, berlari membantunya berpikir jernih. Setelah 14 tahun berlatih, dia berlari sejauh 4,000 km dari Pambula di New South Wales ke pantai selatan. Dia berlari 40 km per hari, enam hari dalam seminggu, dibantu oleh tim sukarelawan dengan bantuan kendaraan. Tujuannya, untuk menggalang dana bagi organisasi di bidang autisme dan gangguan mental.
Dana yang dikumpulkan akan diberikan pada keluarga-keluarga untuk melakukan pengecekan apakah anak mereka memiliki autisme, serta untuk membantu mereka memiliki kehidupan yang lebih baik.
Dane pun sukses menaklukkan jarak tempuh 4,000 km yang dilakukan selama 3 bulan. Dengan semangat serta persiapan yang lama dan matang, impian ini mampu diraihnya. Ia pun berhasil menggalang dana untuk yayasan autisme bernama Autism Spectrum Australia (Aspect), organisasi penelitian AutismCRC, dan layanan untuk gangguan mental Beyond Blue. Impian Dane adalah memiliki target untuk dapat mengumpulkan $500,000 dan saat berita ini ditulis, dana yang terkumpul sudah mencapai $250,000.
Mewujudkan mimpi jadi kenyataan
Ketika Dane berdiri di podium usai menyelesaikan larinya, ia berterima kasih kepada ibunya, Junee dan semua komunitas yang selama ini mendukungnya meraih impiannya. Menurut Junee, Dane kini populer menjadi bahan perbincangan serta mendapat julukan Forest (seperti tokoh Forrest Gump yang diperankan oleh Tom Hanks di tahun 1994).
“Apa yang dilakukan Dane menunjukkan bahwa kita semua bisa mewujudkan mimpi menjadi nyata. Jadi percayalah pada dirimu sendiri,“ ujar Junee.
Saat Dane masih kecil, Junee dan suaminya beberapa kali disarankan untuk menyerahkan Dane untuk dirawat di institusi kejiwaan karena ia tidak berbicara hingga berusia enam tahun, dan seperti “hidup dalam dunianya sendiri“. Namun, mereka menolak dan memilih untuk mendampingi serta membesarkan Dane dengan berusaha menyelami dunianya.
Saat masih kecil, hobi berlari Dane bukan hal yang menyenangkan bagi orang tuanya. Mereka sering kali terkejut dan kewalahan karena Dane bisa tiba-tiba berlari dan menghilang dengan cepat di dalam mal atau di pantai. Ketika ia berlari, Dane sangat sulit untuk dihentikan. Saat Dane berusia 18 tahun, keluarganya memutuskan untuk pindah dari Melbourne ke Bega Valley demi memberikan tempat yang lebih luas bagi Dane untuk bergerak. Tak disangka, pekerja yang membantu membangun rumah baru mereka di sana ternyata mau melatih Dane untuk mengikuti lomba lari “City to Surf“ di Sydney. Saat itulah Junee sadar bahwa bakat berlari anaknya dapat diasah dengan baik.
Setiap hari adalah tantangan
Bagi Dane sendiri, tidak mudah untuk menjalani kehidupannya. Bahkan, ia pernah mengalami depresi. Untuk membantunya mengenali dan mengatur mood-nya setiap hari, Dane menggunakan sebuah chart atau diagram visual untuk mencatat perasaannya.
Junee menulis sebuah buku tentang perjalanan dan perjuangan keluarganya berjuang dengan autisme. Di tahun 2014, ia dianugerahi the Order of Australia sebagai penghargaan atas usaha dan dukungannya bagi autisme. “Ibaratnya, Dane berada di sebuah ‘lubang hitam’ dan tiap hari adalah tantangan bagi kami,” tutur Junee.
Menurutnya, Dane memiliki kehidupan yang luar biasa karena pilihannya sendiri. “Ia punya kendali atas hidupnya. Meski tidak mudah, namun bukannya tidak mungkin untuk terwujud. Dane dapat membuat setiap orang merasa nyaman dengan kehadirannya.“
Dane berujar, ia melakukan kegiatan lari ini untuk anak-anak autistik dan gangguan mental. Menurutnya, “Anak-anak autis ingin kehidupan yang baik dan bahagia. Aku melakukan ini untuk memberikan mereka harapan dan kebebasan,“ tuturnya.
Sumber:
http://www.abc.net.au/news/2017-06-16/dane-waites-autism-charity-run-from-perth-to-pambula/8624218
https://www.illawarramercury.com.au/story/4961031/danes-dream-comes-true/
Penulis: Yesi Riana | Marketing di Community Music Center, Jakarta