Sebuah film karya sineas tanah air menambah daftar film Indonesia yang mengangkat tema autisme. Dancing in the Rain mengisahkan Banyu (Dimas Anggara) yang ditelantarkan orang tuanya karena menyandang spektrum autisme. Banyu akhirnya dirawat dan dibesarkan oleh Eyang Uti (Christine Hakim) dengan penuh kasih sayang. Banyu pun diceritakan memiliki sahabat dekat, Radin dan Kinara, yang mau mengerti kondisi yang dimilikinya dan melindungi Banyu.

Rudi Aryanto selaku sutradara berhasil mengemas cerita ini menjadi film drama yang tidak terkesan picisan. Dengan didukung oleh produksi yang jempolan dan aktor – aktris yang mendukung, cerita dalam film ini terasa nyata dan tidak dibuat – buat. Dimas Anggara sebagai pemeran Banyu pun menampakkan totalitasnya dalam memerankan karakter utama di film ini. Kabarnya, Dimas harus didampingi oleh psikolog selama mendalami karakter Banyu agar dirinya dapat membedakan karakternya sendiri dan Banyu. Tak kalah hebat adalah Christine Hakim yang berhasil menghidupkan karakter Eyang Uti dan membuat penonton merasakan emosi dan perjuangan tokoh yang diperankannya dalam pelbagai adegan film. Ditambah lagi, ada Deva Mahendra dan Bunga Zainal yang memang merupakan pemeran berbakat dan berhasil menghidupkan peran mereka dengan baik.

Anak Autistik yang Cerdas

Didiagnosa autistik sejak lahir, Banyu tidak diakui oleh orangtuanya dan dititipkan kepada eyangnya. Eyang Uti sangat menyayangi Banyu dan mau menerima Banyu apa adanya. Eyang Uti seorang diri membesarkan Banyu. Banyu adalah anak austistik dengan kecerdasan yang luar biasa. Hal ini menyebabkan Banyu berhasil membawa pelbagai piala lomba untuk prestasi akademik di sekolahnya. Namun, karena kesulitannya dalam bersosialisasi, Banyu sering dirundung (bully) oleh teman – teman sepantarannya.

Hingga suatu hari ada anak baru bernama Radin, yang pindah ke komplek tempat tinggal Banyu. Radin selalu membela Banyu saat ia dirundung teman-temannya. Ia juga mengajari Banyu cara membela diri saat banyak yang mengganggunya. Tidak berhenti di situ, masa kecil Banyu juga semakin dipercantik dengan datangnya Kinara, gadis kecil cantik yang membuat persahabatan antara ketiga teman cilik ini semakin lengkap. Mereka bertiga dikisahkan suka menari di bawah hujan dan pulang dalam keadaan basah kuyup. Persahabatan mereka bertiga membuat Eyang Uti bahagia karena Banyu dapat memiliki teman sepantaran yang mau melindungi dan mengerti kekurangan dan kelebihan Banyu.

Konflik dari Orangtua

Sayangnya, tak semua orang senang melihat persahabatan Banyu, Radin, dan Kirana. Ibu dari Radin merasa malu jika putranya terus bersahabat dengan seseorang yang dianggap ‘tidak normal’. Banyak upaya yang dilakukan untuk memisahkan Radin dengan teman – temannya. Hal ini membawa kesedihan bagi Banyu. Tetapi, mereka bertiga selalu mencari cara untuk bersama.

Hingga dewasa, Radin, Banyu, dan Kinara terus bersahabat dekat. Hingga suatu hari ibu Radin memfitnah Banyu, sehingga membuat Radin salah paham serta menjadi sangat marah dan meninggalkan Banyu. Sejak itu dimulai ujian besar dalam persahabatan ketiganya. Persahabatan yang telah dijaga dengan ketulusan, tawa, dan air mata, akankah berakhir oleh keegoisan bahkan maut yang memisahkan?

Drama tentang Persahabatan

Dalam film dengan genre drama yang diperankan oleh tiga aktor – aktris terkenal, penonton akan disuguhkan kisah drama dengan cerita yang terasa nyata. Cerita yang diangkat dapat membawa perasaan penontonnya secara alami dengan alur kisah mengenai persahabatan, perjuangan, dan pengorbanan. Hubungan persahabatan antara ketiga karakter utama- Banyu, Radin, dan Kirana- terkesan sangat kuat sehingga penonton dapat merasakan persahabatan tulus mereka. Ditambah lagi dengan akting dari Christine Hakim yang natural dan menyentuh emosi penonton, film Dancing in the Rain berhasil menggugah hati para pencinta film drama.