Bingung dengan banyaknya label yang digunakan untuk menjelaskan istilah autisme? Ada yang menyebutnya dengan Autism Spectrum Disorder (ASD), autistik, sindrom Asperger, PDD-NOS dan lain sebagainya. Artikel berikut ini akan menjelaskan beragam label atau istilah yang kerap digunakan dalam diagnosa autisme.
Istilah ASD sendiri dijelaskan sebagai satu set tingkah perilaku yang bervariasi antara satu individu dengan individu lainnya, dilihat dari tingkat keparahan (severity) dan kombinasi gejalanya. Apabila digambarkan seperti sebuah ‘payung’, ASD berada di paling atas payung tersebut dengan beragam diagnosa di bagian bawahnya, seperti yang digambarkan dalam ilustrasi berikut ini :
*Sumber: https://www.innovationtoronto.com/2017/07/earlier-diagnosis-of-autism-spectrum-disorder-possible (University of Wisconsin–Madison)
Istilah ASD bukanlah suatu diagnosis yang bersifat tunggal. ASD terpecah lagi menjadi : Autistic Disorder, Sindrom Asperger, Childhood Disintegrative Disorder, Rett’s Disorder, dan PDD-NOS (Pervasive Developmental Disorder, atau dikenal dengan sebutan Autisme Atipikal). Berikut akan dijelaskan lebih lanjut pengertian istilah yang seringkali membingungkan, karena penyebutannya yang cenderung mirip satu sama lain, yaitu Autistic Disorder, Sindrom Asperger, dan Autisme Atipikal.
Autistic Disorder adalah gangguan autistik, yang merujuk pada anak yang memperlihatkan tanda atau gejala autisme. Anak-anak yang mendapat diagnosis ini menunjukkan gangguan dalam berinteraksi dan berkomunikasi secara sosial, memiliki permainan imajinasi sendiri, memiliki perilaku yang stereotip (berulang) tertentu, dan ketertarikan pada objek tertentu. Gejala mulai terlihat sebelum anak berusia 3 tahun.
Sindrom Asperger merujuk pada anak yang mengalami gangguan pada komunikasi dan bahasa. Perlu diketahui bahwa anak yang terdiagnosa Sindrom Asperger tidak mengalami keterlambatan pada aspek berbicara. Bahasa dan bicara merupakan dua hal yang berbeda. Anak-anak yang mendapat diagnosis ini akan menunjukkan gangguan dalam interaksi sosial dan ketertarikan serta aktivitas yang terbatas. Pada umumnya, masalah yang semakin memprihatinkan terjadi ketika anak semakin dewasa. Diperlukan kemampuan bahasa yang semakin besar untuk berkomunikasi dengan lingkungannya.
Autisme Atipikal (PDD-NOS) merupakan diagnosis yang dibuat untuk anak-anak yang tidak memenuhi kriteria Autistik maupun Sindrom Asperger. Diagnosis Autisme Atipikal juga dapat dikategorikan ke dalam gejala yang mendekati Sindrom Aperger meski tidak persis sama. Diagnosa ini juga menunjukkan kesamaan dengan gejala Autistik, tetapi tanpa adanya beberapa gejala autistik lainnya. Semua gejala yang terdapat dalam Autisme Atipikal secara spesifik tetap berada di area ASD.
Jadi, meski ketiga istilah tersebut memiliki penyebutan yang mirip namun ketiganya merupakan diagnosis yang berbeda-beda untuk setiap individu. Penting untuk diketahui bagi kita agar tidak keliru dalam menyebut atau merujuk ke diagnosa individu tertentu.
Sumber : How to Live with Autism and Asperger Syndrom (hal.22-23) dalam Buletin LRD tahun 2012.
Penulis: Gisela Gita, S.Psi. | Mahasiswa Sarjana Psikologi Peminatan Klinis, Universitas Atma Jaya, Jakarta