Sehari-hari

Apa itu Social Story?

Penulis: Hersinta | Selasa, 15 Desember 2020

Apa Itu Social Story?

Social Story, merupakan alat bantu visual yang dapat membantu menjelaskan  mengenai situasi, peristiwa atau kegiatan tertentu. Bagi anak atau orang dengan spektrum autisme, Social Story atau kisah sosial ini dapat membantu mereka untuk memahami orang lain berperilaku atau merespon situasi tertentu.

Social Story dapat berbentuk cerita sederhana dengan ilustrasi dan foto. Alat bantu ini diciptakan oleh Carol Gray (https://carolgraysocialstories.com/) pada tahun 1991. Dengan menggunakan Social Story, orangtua maupun guru atau pendamping dapat memberikan informasi pada anak autis tentang apa yang mungkin terjadi dalam situasi tertentu. Informasi dalam bentuk deskripsi ini dapat memberikan panduan yang ‘terstruktur’ sehingga mengurangi kecemasan pada anak atau orang dengan spektrum autisme, dalam menghadapi peristiwa atau perubahan situasi yang akan terjadi.

 

Bagaimana menggunakan Social Story?

Alat bantu visual ini dapat digunakan untuk:

  • Mengembangkan kemandirian sehari-hari (misalnya cerita atau urut-urutan cara membersihkan gigi, mencuci tangan atau berpakaian), mengajarkan keterampilan sosial (misalnya berbagi, meminta bantuan, mengucapkan terima kasih) dan kemampuan akademis
  • Membantu anak untuk memahami bagaimana orang lain berperilaku atau merespons dalam situasi tertentu
  • Membantu anak mempersiapkan diri menghadapi kejadian atau peristiwa yang tidak terduga atau menyedihkan (mis. pindah rumah, kecelakaan atau musibah)
  •  Sebagai panduan perilaku (misalnya apa yang harus dilakukan ketika marah, bagaimana cara mengatasi obsesi).

Social Story memaparkan informasi secara sederhana, jelas dan dapat dapat meningkatkan pemahaman anak tentang situasi atau kegiatan yang sebelumnya sulit dipahami (ambigu). Tampilan serta isinya dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan anak dengan kemampuan yang berbeda-beda.

 

Bagaimana membuat Social Story?  

Menurut Carol Gray, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu tujuan cerita, mengumpulkan informasi, serta membuat cerita (teks).

  • Tujuan cerita

Apa yang menjadi tujuan cerita? Misalnya, ingin mengajarkan anak untuk menutup mulut mereka ketika batuk. Kira-kira, apa yang perlu dipahami anak untuk mencapai tujuan ini? Contohnya, mereka perlu memahami mengapa menutup mulut ketika batuk itu penting, yaitu untuk menghentikan penyebaran kuman-kuman yang dapat membuat orang lain sakit.

  • Mengumpulkan informasi

Kumpulkan informasi tentang situasi yang ingin Anda gambarkan dalam kisah sosial tersebut. Di mana situasi terjadi? Dengan siapa? Bagaimana cara memulainya dan mengakhirinya? Berapa lama situasi itu terjadi? Apa yang sebenarnya terjadi dalam situasi dan mengapa?

Cerita harus dibuat semenarik mungkin. Hindari menggunakan kata-kata yang dapat menyebabkan kegelisahan atau kesedihan anak. Isi dan penyajian cerita sosial harus sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman anak. Gunakan foto-foto yang sesuai dengan usia anak. Simbol atau gambar dengan teks juga dapat dipakai untuk membantu anak yang belum bisa membaca.

  • Membuat cerita

Cerita dalam Social Story harus memiliki struktur yang jelas: ada judul, pembukaan, isi dan penutup/kesimpulan. Cerita juga  harus menggunakan bahasa atau gambar yang dapat dipahami anak. Saat membuat cerita, pastikan memenuhi unsur 5W + 1 H: what (apa), who (siapa), when (kapan), where (di mana), why (mengapa) dan how (bagaimana).

Kalimat yang digunakan (jika menggunakan kalimat) harus deskriptif (secara akurat dan jelas menggambarkan konteks yang terjadi) serta memiliki unsur edukatif. Misalnya:

Saya akan memegang tangan orang dewasa ketika menyeberang jalan.

Ketika saya marah, saya bisa mengambil napas dalam-dalam sebanyak tiga kali, berjalan-jalan atau melompat di atas trampolin.

 

Beberapa contoh Social Story dapat dilihat di tautan berikut:  

Social Story tentang keselamatan:

https://carolgraysocialstories.com/wp-content/uploads/2015/10/1.-Safety-Wherever-I-Go-Boy.pdf

Social Story tentang autisme:

https://carolgraysocialstories.com/wp-content/uploads/2015/10/5.-What-Autism-Means-and-What-It-Doesnt-Version-A.pdf

Beberapa contoh Social Story lainnya dapat dilihat di sini:

https://carolgraysocialstories.com/social-stories/social-story-sampler/

 

Tips tambahan dalam  Social Story

Tips-tips berikut dapat dilakukan untuk memaksimalkan penggunaan Social Story agar lebih efektif:

  • Membuat pertanyaan atau menambahkan ruang kosong untuk diisi oleh anak
  • Membuat poster yang berisi kata-kata kunci yang digunakan dalam cerita
  • Rencanakan seberapa sering dan di mana cerita itu akan dibaca
  • Bacakan atau gunakan Social Story saat anak dan orangtua tenang dan santai. Gunakan kalimat yang sifatnya mengajak. Misalnya, “Mama/Bunda/Ibu menulis cerita ini untuk kamu. Ceritanya tentang liburan. Yuk kita baca sekarang!”
  • Observasi seberapa baik cerita ini dipahami dan diterima oleh anak.
  • Kumpulkan Social Story dengan rapi di map atau file di komputer, sehingga Anda mudah menemukannya dan dapat meng-update-nya jika diperlukan.

 

 

Sumber:

https://carolgraysocialstories.com/social-stories/what-is-it/

https://www.autism.org.uk/about/strategies/social-stories-comic-strips.aspx#

Penulis: Hersinta | Orangtua dari penyandang autistik, dosen komunikasi di LSPR Jakarta dan kandidat PhD kajian media dan disabilitas di Curtin University

Kerjasama dengan TA
Iklan Tes Deteksi
Pengenalan Autisme
Kritik & Saran